Cara Mudah Mendapatkan 500 Ribu Pertama dalam Waktu Sebulan

sumber foto: ELEVATE/Pexels.com

Bicara soal 500k, itu penghasilan minimal ane dari penjualan dorayaki per bulan. Jauh lebih besar daripada royalti yang ane dapet dari menulis dalam sebulan.

Ane kaget waktu audit buku catatan keuangan kemaren. Ya kali aja data kredit dan debit dari buku catatan keuangan ane bisa jadi bahan pelajaran untuk evaluasi agar lebih baik di tahun depan.

Keisengan ane mengaudit catatan keuangan sendiri menginspirasi ane untuk menulis tulisan ini. Semoga saja tulisan ini membantu temen-temen yang tertarik ingin berbisnis.

Lima Ratus Ribu? Terlalu Halu!

Memangnya bisa mendapat penghasilan lima ratus ribu dalam sebulan tanpa kebelet pinjaman daring, jual ginjal, bikin akun OnlyFans, judi di Las Vegas/Macau, atau bahkan pesugihan? Sebenarnya bisa pake banget.

Awal merintis bisnis di akhir Agustus 2023 itu jujur aja susah. Gak segampang waktu jualan pas sekolah atau kuliah. Masalahnya ane harus memulai semua dari nol. Orang tua ane saat itu pun bisa dikatakan ya masih agak sinis. Ane bahkan nangis waktu modal bener-bener habis dan dagangan pun gak laku sama sekali.

Ane sempet pernah berada di titik pengen berhenti. Kadang kata-kata “kamu mah gak bakat buat dagang” yang sering didengungkan orang tua sejak masih sekolah terus berulang di telinga. Jangankan untuk mendapat penghasilan 500k seperti sekarang. Buat balik modal alias BEP pun udah syukur alhamdulillah.

Ane coba untuk bertahan setidaknya tiga bulan dulu. Kalo emang masih boncos terus, okelah ane berhenti. Realitanya, Allah berkehendak lain. Ane bisa bertahan hampir empat bulan dengan banyaknya pesanan yang bahkan di luar dugaan ane. Ane sampe melongo dan mendadak hilang kesadaran tiap kali dapet pesanan dorayaki dari toko kue padahal belum ada empat bulan jualan.

Tahapan Meraih Lima Ratus Ribu Pertama

Bulan-bulan pertama berbisnis adalah waktu untuk menguji kesabaran, iman, sekaligus kesehatan keuangan. Lebih banyak nangis, sakit hati, gigit jari, apalagi boncos daripada untung. Padahal kebutuhan kita banyak belum lagi diperburuk inflasi, keperluan untuk gaya hidup, dan banyaknya item dalam keranjang belanja di situs marketplace yang menggoda agar lekas dibayar tunai.

Lima ratus ribu itu nominal yang memang cukup sedikit untuk awal mula berbisnis, tapi setidaknya masih realistis. Kita bisa mendapat uang sebanyak itu dalam waktu sebulan bergantung pada jenis dan skala bisnis yang kita tekuni.

Jika kita bagi uang 500k dengan 30 hari, jumlah yang kita dapatkan setidaknya 17k/hari. Itu asumsi dengan pembulatan.

Penghasilan ane dalam sebulan itu masih penghasilan kotor. Belum bersihnya karena itu rahasia perusahaan. Meskipun begitu, ada beberapa tahapan yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan 17k dalam sehari dalam kurun waktu sebulan.

Kenali Kelebihan dan Kekurangan dari Bisnis yang Kita Geluti

Bisnis itu ada yang perputaran uangnya cepet dan lambat. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bisnis makanan yang ane geluti merupakan salah satu bisnis yang perputaran uangnya cepet. Emang siapa sih yang gak mau makan sama ngemil?

Kita harus kenali karakteristik dari bisnis yang akan kita tekuni nanti. Salah sedikit ya siap-siap gigit jari. Apalagi buat orang yang biasa dengan gaya hidup hedon dan gampang panas sama temen bahkan tetangga yang selalu ikuti mode terkini.

Kalo kita tahu tipikal dari bisnis yang akan kita geluti, setidaknya kita punya bayangan atau perencanaan untuk menjalankan bisnis. Setidaknya untuk mempersiapkan modal dan uang darurat dalam kurun waktu satu bulan ke depan.

Hal-hal seperti itu yang harus kita pikirkan baik-baik. Jangan sampe kita gigit jari gara-gara gak pegang duit sama sekali.

Mengenali tipikal dari bisnis kita itu sebagian dari kesuksesan. Alangkah baiknya kita memikirkan hal ini demi kebaikan kita jangka panjang.

Babat Lahan Secara Bertahap

Kadang punya modal besar sekalipun tidak menjamin bisnis bertahan lama. Soalnya ada beberapa hal yang kerap salah diperhitungkan pebisnis pemula, termasuk ane. Salah satunya dengan menggunakan modal secara maksimal untuk ekspansi besar-besaran.

Gim bergenre life simulator dan real time strategy banyak mengajari ane soal pentingnya “membabat lahan secara bertahap”. Kalo kita langsung mengerahkan semua modal untuk hal yang jauh lebih besar sekaligus, kita bakalan kewalahan secara fisik, mental, juga finansial.

Kalo kita maksain, katakanlah, bikin 100 dorayaki sekaligus dalam sehari, pertanyaannya apa bakal bisa laku semua dalam sehari?

Apa kita sanggup melakukan hal yang serupa keesokan harinya dengan kualitas yang stabil?

Apakah modal yang kita gelontorkan untuk produksi hari ini itu bisa balik lagi untuk produksi besok?

Kalo kita mulai bertahap, kita bisa lebih mengontrol proses dari jalannya bisnis sendiri. Pasalnya tidak semua orang punya “bakat dagang”. Tidak semua orang itu lahir jenius dalam bidang tertentu yang sangat menentukan kesuksesan. Tidak semua orang punya kapasitas mental yang sama untuk melakukan satu hal sekaligus.

Dengan melakukan segala sesuatu secara bertahap, kita bisa mempelajari bisnis perlahan-lahan. Kita bisa membiasakan diri agar bisa mengasah “bakat dagang”. Kita juga bisa mengenal batasan dari diri sendiri dalam produksi yang juga bisa meminimalkan kerugian. Kerugian pun bisa ditekan yang berarti memaksimalkan keuntungan.

Rutin Menjaga Eksistensi Produk/Jasa

Singkat cerita: semakin mudah produk/jasa yang kita tawarkan itu ditemukan, peluang mendapat 500k pertama akan jauh lebih besar.

Jika kita memang serius ingin berbisnis, kita harus fokus dan konsisten dalam membangun bisnis tersebut.

Penjualan dan pemasukan di bulan-bulan pertama itu gak besar. Anggap aja bulan pertama itu momen bakar duit sekaligus latihan untuk produksi secara konsisten.

Gak apa-apa kalo cuma bisa bikin produk/jasa dalam jumlah sedikit. Semakin sering kita produksi, insya Allah kemampuan kita dalam menghasilkan produk/jasa dalam jumlah besar akan terasah.

Gak apa-apa biar gak bisa seminggu penuh untuk berbisnis. Toh kita juga butuh istirahat. Setidaknya, kita harus memaksimalkan waktu bisnis yang sudah ditentukan untuk memperkuat eksistensi dari produk/jasa kita.

Cerita sedikit. Ane gak tiap hari jualan dorayaki. Jadwal ane produksi selalu mengikuti jadwal masuk sekolah. Soalnya ane sering nitipin dorayaki di toko kue juga kantin sekolah.

Apa ane rutin jualan dorayaki sesuai jadwal? Bisa dibilang iya. Soalnya ane pernah beberapa kali gak jualan. Bukan karena males, melainkan sakit. Biar ane bangun kesiangan sekalipun, ane tetep maksain buat produksi. Minimal buat kantin sekolah yang masih bisa diterima biar dateng di atas jam 7 pagi juga. Soalnya kalo ngisi stok buat toko kue itu kudu ba’da subuh, ini serius. Bahkan pas waktu banyak pesenan sekalipun, tetep aja ane masih ngisi di kantin sekolah.

Semakin rutin kita melakukan hal tersebut, insya Allah hal itu mempermudah konsumen untuk mengenal produk/jasa kita. Bagaimana bisa promosi jika produk/jasa yang kita tawarkan saja tidak dibuat secara rutin? Bagaimana bisa dapet cuan kalo jualan produk/jasa aja setengah hati?

Jujur aja. Ane agak males produksi soalnya pas lagi nulis ini (Desember 2023). Sekolah pun gak nyampe setengah hari (soalnya musim ujian) juga masuknya sampe pertengahan bulan. Penjualan pun lagi seret, sekali produksi pun agak nanggung, ditambah sembako lagi naik.

Apa ane jadiin semua itu alasan untuk males produksi? Ane maksain aja buat produksi biar cuma sedikit. Gimana bisa dapet duit kalo kita sendiri males-malesan buat produksi? Gimana konsumen bisa tahu produk/jasa kita, bisa dapet cuan yang banyak, apalagi dapet pesenan skala besar kalo males-malesan?

Duh keknya ane kesindir tulisan sendiri gara-gara jarang update cerita, tapi lebih rajin buat jualan.

Menjaga Kualitas itu Prioritas

Harga yang murah bukan berarti alasan untuk menurunkan kualitas. Biar kita menyasar harga murah sekalipun, kualitas harus tetap terjaga bahkan harus lebih meningkat dari hari ke hari.

Lihat aja Miniso. Biar menyasar pasar dengan harga terjangkau sekalipun, orang-orang tetep belanja ke sana karena memang barangnya punya kualitas.

Ane emang gak jago bikin kue, tapi bukan berarti ane gak bisa bikin dorayaki. Buktinya kemaren ane diprotes penjaga kantin sekolah gara-gara banyak yang nyariin dorayaki, tapi telat nganternya.

Lah, kok bisa? Semua itu karena ane selalu belajar untuk tetap meningkatkan kualitas produk dari hari ke hari.

Dorayaki yang ane buat di hari pertama jualan itu ampas. Rasanya gak stabil, bentuknya gak karuan, warnanya persis belang kucing, dan selai pun selalu meluber ke mana-mana. Kadang rasanya enak pake banget. Eh tahunya besoknya malah jadi aneh gak karuan.

Ane belajar jika produk yang dibuat asal-asalan pun rejekinya ikutan asal-asalan. Berasa nge-gacha dapet karakter bintang 5/SSR di banner inceran alias untung-untungan.

gacha banner Arknights, 10 pull pertama
sumber gambar: keampasan pribadi

Mau dapet rejeki berasa gacha ampas mulu? Gak, ‘kan?

Ane lalu belajar memperbaiki kesalahan dari dorayaki yang sudah dibuat. Ane selalu evaluasi baik rasa, tekstur, resep, tingkat kematangan, kualitas bahan baku, sampai ulasan para pembeli termasuk penjaga kantin. Awalnya untung pun berasa untung-untungan. Sekarang sekalinya penjualan seret pun masih bisa diprediksi.

Menjaga kualitas berarti menjaga juga kepercayaan dari para konsumen. Menjaga kualitas juga memperbesar peluang kita untuk mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar. Jika kita masa bodoh dengan kualitas produk/jasa kita, bagaimana bisa mendapatkan keuntungan besar atau bahkan punya pelanggan tetap?

Pantaskan Diri untuk Mencapai Keuntungan Besar

Singkat cerita: mari ngehalu! Bukan ngehalu husbu atau waifu, melainkan ngehalu soal bisnis kita di masa depan lalu memantaskan diri untuk mencapai hal tersebut.

sumber foto: David McBee/Pexels.com

Foto sebatas visualisasi agar cepat terealisasi. Siapa juga yang gak ngiler punya bisnis dengan penghasilan besar apalagi dibayar pake dollar?

Orang tua selalu bilang “rejeki itu gak bakalan ke mana”, tapi masalahnya … seberapa pantaskah kita mendapatkan rejeki itu?

Kadang kita bermimpi atau bahkan ngehalu jadi orang kaya lewat jalur bisnis, tapi kita sendiri belum siap menjadi orang yang punya bisnis besar apalagi orang kaya.

Dapet untung sedikit, langsung dipake buat ngehedon apalagi healing.

Produksi barang/jasa yang kita tawarkan masih semaunya kita. Tanpa jadwal yang jelas, standar yang baik, harga yang asal nembak gitu aja tanpa memikirkan untung/rugi, dan dengan mental halu seakan-akan semua orang nyari produk/jasa kita tanpa harus promosi.

Kita masih seenaknya saja dalam masalah manajemen waktu.

Kadang kita juga masih berlaku seenaknya pada rekan bisnis yang turut membantu kesuksesan kita.

Kalo kita ingin dapet 500k pertama dari bisnis kita, pantaskan diri untuk mendapatkan 500k itu. Minimal ubah pola pikir kita terlebih dahulu. Pola pikir bisa mempengaruhi segalanya baik pikiran maupun perbuatan. Percuma aja kalo kita ubah hal-hal yang bersifat eksternal seperti halnya penampilan dan etika, tapi pola pikir kita masih salah.

Belajar untuk disiplin dan mengatur diri sendiri. Bagaimana bisa memiliki bisnis besar dengan omzet miliaran jika kita tidak bisa mengaturnya dengan benar? Minimal pola tidur terlebih dahulu. Gak cuman meningkatkan produktivitas, tapi salah tidur itu bisa mempengaruhi kesehatan kita. Banyak artikel di luar sana yang menjelaskan soal penyakit-penyakit akibat kurang tidur. Kalo kita sakit ‘kan berarti gak bisa produksi. Kita yang rugi. Betul?

Selalu jadi lebih baik dari hari ke hari. Jika kita kesulitan mengeluarkan semua potensi terbaik dari diri kita, apa susahnya jika kita melakukannya bertahap? Setidaknya benahi hal kecil yang bisa kita lakukan saja dulu. Biar mental kita gak kaget dan gak gampang burnout.

Belajar untuk sabar dan menahan diri jika mendapat keuntungan besar. Ingat. Masih ada hal lain yang harus kita lakukan dengan keuntungan tersebut sebelum mengambil jatah kita seperti halnya perbaharui stok bahan baku, meningkatkan alat bantu produksi, dan mengalokasikan uang yang kita miliki untuk kebutuhan lain seperti promosi atau kebutuhan darurat. Memutar duit yang kita dapatkan dari keuntungan untuk pengembangan bisnis kita itu jauh lebih baik daripada tergoda untuk hedon sesaat.

Belajar untuk hal-hal penunjang bisnis seperti halnya manajemen stok, pemasaran, sampai manajemen waktu. Cara belajarnya? Halu aja dulu bisnis kita sudah besar. Jadikan bisnis kita sebagai subjek pembelajaran. Terapkan semua yang kita pelajari dalam bisnis kita. Kalo pas lagi ngehalu aja udah bener, insya Allah pas bisnis kita jadi gede beneran bakalan lebih teratur. Kita gak bakalan kaget lagi kalo udah pegang duit gede apalagi menangani pesanan dalam jumlah besar. Soalnya kita udah punya ilmunya.

Belajarlah jadi orang yang jauh lebih baik dan ramah. Bukan untuk pencitraan. Lakukan saja sebagai bagian dari karakter kita. Sebagus-bagusnya produk/jasa yang kita berikan, tapi kalo karakter kita masih buruk ya orang juga mikir dua kali buat pesen ke kita.

Hal yang lebih penting lagi: bersyukur. Syukurilah semua keuntungan yang kita dapatkan biar masih kecil. Soalnya bersyukur itu bisa menambah nikmat dari rezeki yang kita dapat. Hal yang ane rasain itu gak selalu melulu soal duit dan keuntungan. Kadang bisa berupa hal lain seperti kebebasan waktu dan kebahagiaan.

Kok rasanya tulisan ini macam click bait ya? Isinya memang tentang hal yang ane lakuin untuk mendapat 500k pertama. Singkatnya: benahi diri sendiri, benahi manajemen bisnis kita selagi masih kecil, jaga kualitas produk/jasa, dan permudah konsumen mendapatkan produk/jasa kita dengan rutin produksi sesuai jadwal. Kalo kita konsisten melakukan itu, jangankan 500k. Kali aja temen-temen bisa dapet 5 juta bahkan 50 juta pertama. Terus juga mau ngelakuin hal lain kayak promosi di media sosial pun bakalan lebih gampang sehingga peluang dapet 500k pertama jauh lebih besar.

Semoga sukses dengan bisnisnya ya!

Tinggalkan komentar