Rekomendasi Komik Daring ala Ane

Batasan ane nulis rekomendasi ini cuman satu: di luar situs manga scan. Ane cuman bagikan rekomendasi komik yang bisa dibaca secara legal dan gratisan.

Gak usah banyak cingcong, langsung aja cekidot.

Annarasumanara

Judulnya gak salah? Lah emang judulnya begono.

Salah satu pengarang webtoon favorit ane emang Ha Il Kwon. Ia selalu bisa eksekusi cerita yang biasa dengan artwork yang menurut ane sih nanggung menjadi sesuatu yang luar biasa. Ane ikutin hampir semua webtoon-nya mulai dari God of Bath, My Heart is Beating, sampe ini.

Ceritanya sederhana: menghadapi realita. Realita dalam webtoon ini emang kejam. Penggambarannya pun realistis. Bercerita tentang tiga orang dengan benang merah sulap. Ai, si gadis pekerja keras yang ingin lepas dari jerat kemiskinan. Si-kacamata-yang-lupa-namanya yang ingin menjadi dirinya sendiri. Satu lagi si pesulap dengan masa lalu kelam tapi selalu tampil ceria di balik setiap triknya.

Kebanyakan chapter dari webtoon Ha Il Kwon itu pendek tapi jleb dengan pesan moral sama cerita yang ingin ia sampaikan. Gak salah yang rekomendasiin webtoon ini di komentar webtoon Tower of God.

Curious Date

Masih dari webtoon juga tapi kali ini dari komikus lokal. Ane justru tahu ini pas udah tamat. Ane gak ikutin soalnya saat itu kurang tertarik.

Ceritanya bermula dari Orlin yang ngeceng sama Billy. Seorang cowok yang satu kampus dengannya dan penuh misteri. Suatu ketika Orlin tidak sengaja menemukan rahasia Billy dan … hal itu menjadi awal mula kedekatan dari hubungan mereka.

Sayangnya ini salah satu yang underrated dilihat dari banyaknya pembaca di webtoon Indo. Mungkin karena temanya yang rada dewasa. Uniknya cara penuturan webtoon ini sesuai dengan judulnya. Penceritaannya ngalir dan bikin penasaran. Bahkan ane namatin langsung pas hari webtoon-nya tamat juga.

Hal yang ane sukai dari webtoon ini tuh rasional dan mendekati realistis. Emang sih secara artwork lebih sederhana dibandingkan dengan webtoon lokal lain. Perhatiin aja karakter Orlin dari chapter pertama sampe tamat. Jarang ada yang perhatiin detil rambut tumbuh di sepanjang cerita. Itu hal kecil yang bikin ane justru kecantol sama webtoon ini biar tahunya belakangan.

xkcd

Ha? Apaan ntuh? *dengan gaya babeh Jaja Miharja bawaain Kuis Dangdut*

sumber : pikiran-rakyat.com

Judulnya gak jelas banget. Emang gak jelas. Bahkan pengarangnya pun bilang sengaja bikin judul yang gak ada artinya. *gubrak*

Komik ini sebenarnya komik yang mikir. Sesuai penjelasan dari situsnya, komik ini memang bercerita tentang romantis, sarkasme, matematika, dan bahasa. Cuman hal yang paling kurang ajar dari komik ini kalo bicara soal tema romantis. Itu tema yang paling lucu dibandingin tema lain dari xkcd. Jangan ketipu sama artwork ala stick figure dari komik ini. Banyak hal yang bisa dipelajari dari komik kurang ajar Randall Munroe ini mulai dari masalah persoalan matematika sampai masalah bikin password komputer.

Yakin merasa pinter? Coba deh baca satu aja komik stripnya. Kalo bisa sampe ketawa ngakak guling-guling pas bacanya, berarti Anda luar biasa cerdas!

Flow

Webtoon ini singkatnya satu frasa: point of no return. Salah ambil keputusan di masa kini sedikit aja bisa mengubah masa depan. Jangan ketipu sama artwork-nya yang manis dengan berwarna-warni. Ini jebakan kayak Madoka.

Webtoon ini bercerita orang dengan kemampuan khusus yang diberikan oleh dewa pelindung mereka. Setiap tokoh dalam cerita ini memiliki dewa pelindung yang berwujud hewan. Masalah bermula ketika Irang minta sesuatu pada kucing yang menjadi dewa pelindungnya di hari ulang tahunnya. Permintaannya itu justru turut membawa masalah bagi dirinya bahkan orang-orang di sekitarnya.

Biar kata cerita webtoon ini berat, ada satu momen yang gak bisa bikin ane berhenti ketawa. Pas waktu dewa ayam pergokin anak yang jadi anak asuhnya lagi makan ayam. Si dewanya langsung ngasih kemampuan gara-gara takut dimakan.

Live With Yourself

Sebenarnya sih imbang sama Blue Chair (soalnya pengarangnya sama) cuman ane lebih sreg sama yang ini. Humor keduanya emang dikemas secara cerdas.

Webtoon ini bercerita tentang … hidup dengan diri sendiri. Todd, seorang pegawai biasa tidak sengaja menyalakan mesin waktu yang membawa dirinya sendiri dari tiga masa berbeda. Mereka tinggal di satu rumah. Tomo, dirinya di masa depan yang lebih sinis dan serius. Oldie, dirinya setelah tua. Babs … lucu banget. Fokus dari cerita ini emang tentang “gimana caranya bisa hidup sama diri sendiri?”.

Komedi yang ada di webtoon ini emang rada mikir tapi sepadan dengan ceritanya. Kabar baiknya sudah lanjut setelah hiatus lama. Kadang harta karun dari komik itu tersembunyi di balik jumlah pembaca yang sedikit. Salah satu harta karun tersembunyi di balik Line Webtoon bahasa Inggris yang kudu banget dibaca.

unOrdinary

Satu kalimat yang cukup menggambarkan webtoon ini: jangan sampai John marah. Jika dia sampai marah … mending baca aja sendiri.

Ceritanya hampir mirip sama Sagrada Reset. Temanya emang masalah orang-orang yang punya kekuatan. Bedanya dari sudut pandang dan budaya. Sagrada Reset itu lebih dominan drama dilihat dari sudut pandang orang Jepang. Sementara unOrdinary dilihat dari sudut pandang orang Amerika. Lengkap dengan bully edan ala serial televisi barat lain.

Ceritanya lebih condong ke dampak psikologis orang-orang yang memiliki kekuatan. Bukan semata-mata tentang orang berkemampuan super ala superhero. Bagaimana kehidupan masyarakat dengan tatanan sosial yang semuanya serba melihat status dari kekuatan? Itu fokus utama ceritanya. Karakter dalam ceritanya pun kompleks sehingga menarik buat diikuti kelanjutannya. Ceritanya pun pendekatannya masih realistis kayak genre human drama.

Cuman sayang … pengarangnya doyan banget mainin cliffhanger sama jarak antarpanelnya lebih renggang daripada webtoon lokal apalagi Korea sono. Jadi kesannya pacing-nya terlalu lambat dan ngeselin. Gak cuman kesel gara-gara (sebut nama aja deh) Asslo. Padahal pacing bisa lebih normal dengan tingkat kerapatan panel kayak webtoon Korea dan cerita dengan jumlah halaman yang sama banyaknya kayak webtoon lokal.

Emang sih cuman segini yang ane rekomendasiin. Itu berdasarkan hasil seleksi ane yang betul-betul dilihat dari beragam aspek. Jadi ane gak sembarangan rekomendasi gitu aja. Masa iya rekomendasi hentong ya gak etis.

Koleksi Lagu dari Video Game (Bagian Kedua)

Kata siapa BGM nemu dari game itu gak enak? Lah buktinya bisa ada konser khusus BGM FF doang. Gak percaya? Dulu pernah lho ada di Indonesia. Konduktornya juga Addie MS, salah satu konduktor ternama Indonesia. Gak kebayang lagu opening film Hatiku Bukan Pualam eh BGM kota FF IV versi aslinya. Konser itu pernah diliput sama infotainment kok. Ane lupa persisnya tahun berapa. Sekitar era 2010-an.

Kok judulnya bagian kedua? Sebenarnya ini tulisan yang sengaja ane pecah gara-gara tulisan aslinya terlalu panjang. Ane sayang sama pembaca yang gak suka baca terlalu lama. Toh minat baca orang Indonesia itu rendah sama kelamaan scroll itu bisa beresiko memicu carpal tunnel syndrome. Ntar lapak ane malah dijauhin orang gara-gara tulisannya kepanjangan! Sarkasme dikit campur fakta sih.

Oke gak usah banyak cingcong, langsung cekidot.

daisan – Tenjo no Polis Ruin

sumber: BMS

Lagu ini susah banget dicari karena gak ada romanisasinya di daftar lagu BMS. Hal yang ane inget dari bongkar file mentah BMS, nama folder-nya polis ruin. Ane cari judul asli lagu itu berkat informasi dari berkasnya.

Eh BMS itu apa sih? Singkatnya game ini punya gameplay kayak O2jam. Berasa main piano dengan delapan key. Soalnya BMS sendiri mulanya dari simulator Bemani yang dibuat para fans. Nama file-nya itu .bms. Seiring berjalannya waktu, BMS jadi ajang yang justru banyak memperkenalkan bibit komposer video game terkenal untuk unjuk gigi karya mereka. Contohnya sakuzyo sama xi. Banyak proyek lagu dari proyek BMS justru kepake di game lain. Contohnya chapter spesial di Deemo sama SDVX.

Bentar, gimana caranya main BMS sih? Itu pake emulator khusus. Kalo ane sih mainnya pake Lunatic Rave 2. Sayangnya emulator itu cuman bisa di Windows. Maaf ya buat yang pake mac ato Linux wayahna kudu pake Wine ato Crossover. Barangkali ada yang nemu emulator yang cross-platform sih kabarin ane aja di komentar. Kayaknya ane bisa ulas soal BMS di tulisan berikutnya.

Ane lupa ini sumber dari BMS tahun berapa. Ini salah satu lagu favorit ane selain lagu di bawah.

xi – Ascension to Heaven

sumber: BMS, VOEZ

Bentar, artcore tuh apa ya? Kok ada di preview lagunya? Itu subgenre dari drum n bass. Jarang ada DJ barat yang mainannya artcore. Banyak komposer indie Jepang yang justru main di genre EDM yang satu ini. Genre dari lagu ini sama kayak Polis Ruin di bagian sebelumnya. Contoh lagu lain yang mainnya di artcore itu kiryu – Q. Itu lagu dari Cytus kok.

Seperti yang ane bilang sebelumnya, BMS itu jadi ajang unjuk gigi para komposer indie di sana. Jadi jangan heran kalo ketemu genre aneh-aneh yang di luar pengetahuan kita. Contohnya artcore sama harmonic schranz. Genre yang ane tulis terakhir itu foreshadowing lagu selanjutnya.

Apa yang pertama kali orang dengar dengan nama lagu ini? Stream 1/16 kurang ajar dengan BPM cepat. Jika Anda berpikiran seperti itu, selamat Anda sudah menjadi korban osu. Faktanya di BMS sendiri, game asal dari lagu ini, ini adalah salah satu lagu paling gampang. Ane serius. Tingkat kesulitan buat dipelajarinnya pun semudah Polis Ruin.

Sama seperti halnya kasus lagu Brionac, lagu ini justru ane temuin kebalik dari albumnya. Soalnya niatnya nyari lagu Sedap Malam, lagu yang sama-sama dari album Parousia juga. Ini lagu latihan ane pas main osu. Lagu ini juga sering nongkrong di playlist pribadi ane. Sebenarnya xi itu justru lebih keluar potensinya di lagu happy hardcore sama melodinya rada kalem kayak gini.

siromaru + Cranky – Conflict

sumber: BMS, Cytus, Sound Voltex, maimai, CHUNITHM, (dan masih banyak lagi yang ane belum nemu)

Ane pernah bilang di tulisan tentang lagu Cytus sebelumnya. Ini emang salah satu lagu favorit ane selain chapter K. Lagu ajep-ajep yang satu ini sebenarnya lebih dulu dikenal sebagai peringkat pertama BMS of Fighter tahun 2011. Singkatnya BoF itu semacam kompetisi buat komposer indie di sana.

Ini salah satu lagu yang berhasil ane temuin juga begitu gampangnya di SDVX tanpa tersiksa gara-gara timer habis. Pas mainnya pun ane karaokean. Serius. Barangkali kalo nemu ada orang main SDVX di Bandung mainin lagu ini sambil karaokean gak jelas, sudah jelas itu ane. Biar kata ane ketemu lagu ini pertama kali gara-gara diajakin kakak tingkat di kampus duel osu, ane lebih sreg versi aslinya daripada versi Vocaloid yang ada di osu.

Sedikit trivia dari lagu ini ya, kalo gak salah salah satu komposer sama vokalisnya itu suami istri. Itu ane temuin dari salah satu fans Cytus. Mereka juga yang remake lagu Halcyon di album World Fragments-nya xi jadi … Another Halcyon. Cari aja di YouTube. Itu lebih enak daripada Halcyon yang aslinya.

void – Altersist

sumber: BMS

Seperti yang ane bilang sebelumnya, BMS itu emang jadi ajang unjuk gigi buat komposer indie. Kenapa gak dipisah jadi satu tulisan khusus bahas BMS doang ya? Kudu setting lagi Lunatic Rave gara-gara instal ulang Linux.

Bicara soal BMS, ada event tahunan namanya BMS of Fighters. Itu semacam kompetisi juga. Banyak komposer indie yang turut serta dalam event tahunan ini. Lagu-lagu terbaik dari setiap tahunnya dikumpulkan jadi satu album namanya Groundbreaking.

Buat yang bosen sama EDM gitu-gitu aja, bisa kok icip album Groundbreaking. Ada banyak lagu yang ajep-ajep dan dubstak dubstak-nya gak kalah dari para artisnya Spinnin’ sama Armada. Salah satunya lagu ini.

Bentar, pertanyaannya ini album bajakan ato gak? Jawabannya 100% ori dan gretong! Lah, kok bisa? Cek aja situsnya kalo gak percaya. Itu resmi kok dan kualitasnya bening. Gak kalah sama kualitas audio iTunes ato Spotify. Kapan lagi bisa nyari lagu satu album bening dan gretongan? *gubrak*

Miki Higashino – Main Theme Arrange ~ Guitar Version

sumber: Suikoden

Apa yang orang pikir ketika pertama kali denger nama game yang satu ini? Yup, orang Indonesia keburu mabok duluan ketika denger nama Suikoden. Kalo ane sih lebih mabok gara-gara ceritanya daripada rekrut 108 orangnya. Di antara semua seri Suikoden, justru seri pertamanya itu favorit ane. Toh BGM ini buktinya kok.


Suikoden itu sebenarnya adaptasi terjun bebas dari salah satu dari empat novel klasik Cina, Water Margin. Bercerita tentang persaudaraan 108 pemberontak dari seluruh penjuru Cina. Bahkan di Cina sendiri banyak karya turunan yang keinspirasi dari novel itu. Salah satunya seri Pendekar Pemanah Rajawali aka Kwee Ceng yang awal mula ceritanya pun keturunan dari pahlawan dari seri Water Margin. Kok bisa disebut “terjun bebas”? Suikoden itu singkatnya gabungan dari novel Water Margin ditambah Game of Thrones. Kalo pengen adaptasi bener-bener dari novel Water Margin, ada kok game buatan Koei yang temanya sama. Ane lupa judulnya.

Suikoden terkenal karena menjadi salah satu RPG terbaik dalam masalah storytelling dan worldbuilding. Sayangnya Konami gak peka sama game ini dibandingin sama seri Bemani (IIDX, DDR, jubeat, SDVX, dll), Castlevania, Silent Hill, Metal Gear, apalagi PES. Makanya orang bule bikin petisi “balikin Suikoden” juga. Toh tujuan mereka cuman satu kok, biar Suikoden diperlakuin layak secara marketing sama development kayak seri game Konami yang lain.

Kata siapa main game gak bagus? Lah buktinya ane bisa nemu buku bagus gara-gara mabok Suikoden. Pas ane nulis ini pun belum tamat baca Water Margin. Soalnya kealihin baca Kwee Ceng sama Wiro Sableng juga.

Tatsh – IMAGE -MATERIAL- (Version 0)

sumber: jubeat

Apa yang bakal tersirat di benak orang bila denger nama lagu ini? Show me the waaaay~ *tepok jidat*

Kenapa bisa identik dengan “show me the way“? Toh itu bagian lirik paling epik dari lagu ini.

Lagu aslinya dari jubeat tapi popularitasnya meningkat gara-gara menjadi salah satu lagu tersusah osu. Tidak seperti kebanyakan BGM dari game ritmik yang lebih condong ke EDM, lah ini cadas tulen men!

Nyadar dengan cover jacket di lagunya? Sebenarnya lagu ini masih bersambung dengan lagu lain yang ada di seri Bemani. Soalnya temanya sama. Lagu sambungannya itu Xepher sama Reunion. Komposernya sama-sama Tatsh juga. Ketiga lagu itu kepisah di game lain. Xepher di DDR sama Reunion di IIDX. Ketiga lagu ini jadi inspirasi ane buat bikin cerita di Wattpad yang belum ane unggah ending-nya. Soalnya konfliknya sama kayak benang merah ketiga lagu itu: cinta yang terhalang dua kubu berbeda.

sakuzyo – Raptate

sumber: Sound Voltex

Ane pernah ulas soal Sound Voltex di tulisan sebelah. Buat temen-temen yang penasaran soal gameplay-nya, ulasan ane bisa jadi bahan pertimbangan. Sayang waktu itu lupa foto mesinnya jadi ulasannya belum gitu lengkap. Ulasannya pun dari mesin SDVX di Ciwalk.

Singkatnya kendala paling parah di Sound Voltex itu cuman satu: susah nyari lagu. Siap-siap aja stres duluan pas tahu lagu favorit kita susah ketemunya. Pas pertama kali main pun ane apes dapet salah lagu mulu gara-gara timer keburu abis.

Lagu pertama, Team Grimoire – croiX. Itu lagu suram untuk pemula yang baru pertama kali main SDVX macam ane. Jangan ketipu sama levelnya yang rendah. Note-nya butuh perhatian ekstra karena cepet dan BPM naik turun.

Lagu kedua, xi – Freedom Dive. Satu kata: kampret. Dikerjain neng Kuran lagi dengan kutukan serba 222-nya. Sudah cukup sakit tangan di BMS, Cytus, sama osu!

Lagu ketiga … akhirnya dapet lagu nyante juga.


Lagu ini merupakan lagu nyante yang ane temuin di game. Ramah pemula sama seperti Altale. Berhubung ane nemunya gara-gara kecelakaan keburu timer abis, ane gak gitu perhatiin siapa komposernya. Eh tahunya pas nemu di YouTube … sakuzyo. Pantes kalem-kalem gimana gitu. Soalnya sakuzyo itu komposer bunglon. Genre apapun eksekusinya bisa mulus.

Banya – Beethoven Virus

sumber: Pump It Up

Pernah bercita-cita pengen kurus tapi mager terus? Cobain trik ane buat maksain olahraga: main aja DDR sama Pump It Up sampe mabok! Keliatannya aja kayak main biasa padahal sedang berjuang kurusin badan. *gubrak*

Lho kenapa bahas Pump It Up jadi ujung-ujungnya bahas soal diet? Pump It Up itu game arcade bergerak di lantai dansa kayak DDR. Pump It Up juga gampang banget buat ditemuin. Soalnya komunitasnya udah ada dari lama dan sama gedenya kayak komunitas DDR, game yang setipe sama ini juga. Banyak bibit penari sama B-Boy terkenal bermula dari game ini.

Buat yang seneng banget sama KPop, Pump It Up itu banyak banget pake lagu KPop terkenal sebagai lagu dalam stage-nya. Soalnya Pump It Up sendiri buatan Korea. Siapa tahu ada lagu BTS ato Twice favorit nongkrong di sana. Menurut ane lebih susah daripada DDR. Anggap main Audition deh. Kalo DDR itu mode 4 key, Pump It Up itu mode 8 key. Ditambah lagi banyak lagu yang membutuhkan kadar VO2 max tinggi. Singkatnya gampang bikin ane ngos-ngosan. Ane jarang mainin lagu KPop pas main Pump It Up. Pasti lagu biasa bawaan game kayak lagu ini.

Kata siapa diet itu selalu gak enak. Selama kita mengakali diri kita sendiri dengan hal yang secara tidak langsung memaksa kita diet, nurunin berat badan 5 kg bahkan 20 kg pun bukan masalah.

Team Grimoire + Amaneko – croiX

sumber: Sound Voltex

Iya lagu ini. Disebutin beberapa kali di tulisan ini tapi gak ada preview-nya. Ada beberapa doujin (komposer indie di Jepang emang ada yang main di pasar doujin juga) yang bereksperimen dengan genre tertentu. Salah satunya Team Grimoire yang eksperimen dengan menggabungkan EDM dan musik ala pertengahan kayak Celtic sama Irish. Kanji di tulisannya emang “amaneko” kok.

Ini lagu “bawa sial” pas pertama kali main SDVX di Ciwalk. Salahin timer-nya! Mana 45 detik gak cukup buat nyari koleksi berjibun yang tiap bulan update pula.

Kok bawa sial? Anggap aja newbie pertama kali main SDVX terus timer abis kena lagu ini. Note speed-nya kurang asem buat pemula (baca: normal) biar levelnya itu level 5. Ane masih newbie jadi masih pelajari kontrol dasarnya dari lagu normal.

Secara pribadi sih … ane lebih demen versi albumnya daripada short version-nya. Lagu ini ada di album Grimoire of Blue kok.

Fumi Oto – Yume no Sukoshi Ato

sumber: Breath of Fire IV

Kadang lagu ato BGM yang bagus tersembunyi di balik sesuatu yang underrated. Ane gak bermaksud buat spoiler. Toh lagu ini sendiri sebenarnya muncul di ending Breath of Fire IV. Lagu ini sebenarnya cover dari lagu lawas yang populer di Jepang sono. Jadi inget Secret Base-nya Anohana. Lagu cover yang lebih terkenal daripada aslinya.

Efek samping dari namatin kemaren … mendadak lagu ini jadi earworm. Gara-gara ending-nya yang … jleb. Salah satu ending yang bisa bikin ane merinding dan nyaris nangis setelah webtoon Flow sama Suikoden II. Tambah lagi pas ending pake lagu ini. Saat itu juga otak ane langsung mikir seperti halnya pas namatin Flow satu hari penuh. Langsung naluri otak introvert ane mikir terlalu filosofis padahal ane sendiri gak doyan yang terlalu serius.

Sebenarnya secara gameplay sih Breath of Fire IV kayak RPG buat cewek. Alur sama grafisnya manis. Serius kalo dalemin ceritanya. Secara mekanik pun masih lebih nyantai daripada FF. Cuman secara storytelling eksekusinya kurang begitu mulus jadi efeknya gak jleb banget kayak adegan Luca Blight di Suikoden II ato Arthas di Warcraft III. Tapi buat ditamatin lagi sih, game ini lebih enak ditamatin dengan fase super lambat dan terlalu santai. Soalnya banyak fitur game yang bisa lebih dieksplorasi lagi seperti gb naga, combo, sama kampung peri. Duh Mutant~

Satu hal yang jelas banget di sini: Mutant-nya lucu! Lebih lucu daripada para poni penghuni Equestria dengan jurus bling-bling-nya. Tetep karakter paling unyu dan lucu di game itu Kirby. Titik.

Ya mungkin cuman segini hasil pemotongan tulisan sebelumnya yang terlalu kepanjangan. Daftarnya nambah bengkak gara-gara emang pada dasarnya ane banyak nemu lagu dari game ritmik.